Rabu, 21 Mei 2014

Laporan Pratikum Manajemen Kesehatan Ikan (MKI) Penyu di Penakaran Penyu Pariaman

I.     PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau lebih dari 17.500 di sepanjang ekuator di karuniai lebih dari 360 juta hektar area laut. Terhampar diantara isothermal 20o Utara – Selatan, adalah lokasi sempurna bagi pertumbuhan terumbu karang, rumput laut dan keanekaragaman hayati termasuk penyu laut (Limpus, 1996). Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) merupakan dua jenis penyu yang paling banyak dijumpai dan terdistribusi secara luas di perairan Indonesia. Total aktivitas bertelur per tahun untuk Penyu Hijau dan Penyu Sisik di seluruh Indonesia berturut- turut diperkirakan lebih dari 35.000 dan 28.000 (Tomascik et al, 1997).
Penyu Sisik hidup di laut Tropika dan Sub tropis di sekitar perairan yang terdapat terumbu karang yang kaya akan alga laut ( sea weed ) sedangkan perkawinan seringkali terjadi di laut yang memliki substrat sedikit berlumpur. Penyu Sisik akan kembali ke pantai asal ia menetas untuk bertelur. Setelah menetas, anak-anak penyu sisik akan menghabiskan waktu di pantai sambil mencari makanan. Penyu Sisik memakan sponge dan batu karang lembut. Penyu Sisik terkadang membentuk koloni sendiri di pantai- pantai tempat bertelur dalam satu wilayah tertentu. Di luar wilayah tropis tercatat adanya Penyu Sisik meskipun tidak melakukan aktivitas bertelur. Wilayah yang dimaksud adalah bagian utara bumi, Atlantik bagian barat dan timur, pasifik bagian barat dan timur (Marques, 1990)
Penyu Sisik akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur pada setiap 3 hingga 4 tahun sekali setelah mencapai tingkatmatang untuk bertelur. Di Kepulauan Seribu , musim peneluran mulai bulan Desember sampai Juli. Penyu Sisik betina akan bertelur 3-7 kali pada tahun ia bertelur. Penyu Sisik biasanya mulai bertelur di waktu malam karena suhu lebih dingin dan sedikit pemangsa, akan menghasilkan telur sekitar 90 – 185 butir telur sekali pendaratan. Telur-telurnya berbentuk bulat berukuran bola ping-pong mempunyai diameter 5 cm. Telur bewarna putih dan mempunyai kulit yang lembut tetapi liat seperti kertas. Habitat penyu sangat berpengaruh terhadap jumlah populasi. Jika keadaan lingkungan berubah akibat adanya aktifitas atau gangguan lingkungan seperti pencemaran, maka populasi penyu akan mengalami gangguan dan tergantung dari besar kecilnya kualitas dan kuantitas gangguan.
Menurut Salim dan M. Halim ( 1984 ), di Indonesia terdapat 138 daerah peneluran penyu dan 85 diantaranya adalah pantai peneluran Penyu Sisik. Daerah peneluran Penyu sisik di Kepulauan Seribu terdapat di Pulau Peteloran Barat, Pulau Peteloran Timur, Pulau Penjaliran Barat, Pulau Penjaliran Timur, Gosong Rengat, Pulau Jagung, Pulau Dua, Pulau Panjang, Pulau Semut Kecil, Pulau Sepa Kecil, Pulau Belanda dan Gosong Sepa ( Nuitja dan Akhmad, 1982 ).
Namun demikian dengan berkembangnya kawasan Kepulauan Seribu, banyak di antara pulau- pulau tersebut merupakan pulau pribadi sehingga kondisi lingkungan sangat terpuruk yang menyebabkan kondisi tidak normal dan perubahan lingkungan cepat terjadi. Sampai saat ini pantai peneluran penyu sisik yang sangat potensial hanya di Pulau Peteloran Timur.

Kesehatan ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, nutrisi dan patogen. Komunitas parasit dalam setiap ekosistem dipengaruhi oleh ketersediaan inang, dilihat dari ketersediaan inangnya  parasit dapat hidup tanpa adanya inang dan hanya dapat hidup jika ada inang.
Adapun organisme penyebab penyakit dan parasit yang biasa menyerang ikan umumnya berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan hewan invertebrata. Sebenarnya kerugian yang timbul karena adanya serangan penyakit dan parasit dapat dihindari dengan pengeiolaan koiam secara baik. Apabila kebersihan kolam, kualitas dan kuantitas air terpelihara dengan baik, kemungkinan terjadinya serangan penyakit atau parasit pada ikan yang dibudidayakan dapat diperkecil.
Salah satu hewan yang perlu diperhatikan kesehatannya yaitu penyu. Penyu merupakan salah satu hewan yang peru dibudidayakan karena hampir punah. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai manajemen kesehatan yang baik pada penyu tersebut
Siklus hidup penyu sebenarnya belum banyak diketahui, sebagian masih merupakan dugaan. Jenis kelamin penyu pada usia muda sangat sulit dibedakan antara jantan dengan betina. Penyu dewasa lebih mudah dibedakan dari ekor yang lebih panjang dan lebih besar jika dibandingkan dengan penyu betina (Nuitja, 1992).
Tempat mencari makan ( feeding ground ) penyu sisik terletak tidak jauh dari pantai peneluran. Penyu yang telah mencapai dewasa, bermigrasi untuk melakukan perkawinan di laut yang dekat dengan pantai peneluran. Perkawinan biasanya dilakukan pada pagi hari atau saat matahari akan muncul. Perkawinan mereka terjadi di lepas pantai 1-2 bulan sebelum peneluran pertama pada musim tersebut. Saat kawin, penyu jantan berada di punggung penyu betina dengan jalan mencengkeram bahu betina dengan kuku yang terdapat pada flipper depan Waktu yang dibutuhkan mulai bercumbu hingga selesai kopulasi kurang lebih 4 – 6 jam. Kopulasi dilakukan dengan pasangan yang berbeda-beda selama musim kawin. Penyu betina menyimpan sperma yang diperoleh dari beberapa jantan di dalam tubuh mereka untuk membuahi 3 – 7 kumpulan telur (nantinya menjadi 3-7 sarang) yang akan ditelurkan pada musim tersebut, dengan selang waktu 2 minggu. Hanya penyu betina yang akan naik ke pantai untuk bertelur.
Biasanya waktu yang dipilih adalah malam hari karena suhu lebih dingin dan sedikit pemangsa. Penyu bertelur berkisar antara 50 -150 butir telur, dengan kedalaman sarang 30-60 cm. Setelah meletakkan telurnya penyu menutup lubang sarang dengan pasir menggunakan sirip belakangnya, kemudian menimbun lubang badan dengan keempat siripnya dan kembali ke laut. Proses ini terjadi kurang lebih selama 1-2 jam.
Interval waktu antar musim peneluran adalah 2 – 3 tahun, sedangkan penyu dapat bertelur lebih dari satu kali dalam satu minggu(2 – 3 kali) dan interval waktu mengeluarkan telur di pantai adalah 2 – 3 minggu (Limpus, 1985).
Limpus ( 1985 ) juga menjelaskan bahwa setelah telur penyu menetas, tukik akan keluar dari sarang dan bergerak menuju laut. Selanjutnya anak penyu/ tukik akan berkelana, mula- mula di perairan dangkal dan kemudian ke laut bebas hingga tidak di ketahui lagi tempatnya. Para ahli menyebut sebagai Tahun Yang Hilang ( The lost Year ) sampai dewasa kelamin dimana penyu akan datang lagi ke pantai peneluran.

Masa Inkubasi
Masa inkubasi sekitar 50 – 60 hari. Setelah menetas, tukik akan keluar dari sarang menuju ke laut. Jika telur sudah menetas, tukik mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan sinar dan reaksi bumi. Sebelum tukik keluar dari sarang, tukik yang sudah menetas menunggu selama 3 – 7 hari sebelum kemunculannya ke permukaan. Selama itu tukik dapat hidup dari cadangan kuning telur (Nuitja, 1992).
Nuitja (1992) menyatakan bahwa arah dan keberadaan tukik setelah keluar dan menuju ke laut sering membingungkan para ahli. Mereka menyebutnya sebagai ”Tahun yang Hilang” dan diperkirakan hanya satu tahun serta diduga tukik tersebut berada di daerahsargassum.
Sampai saat ini masih sedikit informasi yang akurat mengenai umur penyu. Umumnya diketahui bahwa umur penyu cukup panjang bahkan lebih dari 60 tahun (Anonymus, 1993 dalam Zamani, 1996). Masa untuk mencapai kedewasaan penyu, para ahli berbeda pendapat, Carr (1952) menyatakan bahwa penyu mencapai dewasa pada usia 6 tahun, tetapi diketahui bahwa usia tersebut hanya ditemukan pada budidaya yang memiliki ketersidiaan pakan yang cukup seperti yang telah ditemukan di Grand Cayman, penyu bertelur pada usia 5 tahun (Johnson, 1980 dalam Nuitja, 1983). Sedangkan penyu yang hidup di alam mengalami pertumbuhan yang lambat karena banyaknya kompetitor dan keterbatasan makanan.
Limpus (1979) dalam Nuitja (1983) mengatakan bahwa penyu mencapai dewasa pada usia lebih dari 30 tahun dan berdasarkan laporan ANCA (1995) dalam Zamani (1996) menyatakan bahwa untuk mencapai dewasa, penyu memerlukan waktu 30 – 50 tahun.Setelah dewasa penyu akan melakukan kopulasi di perairan yang dekat dengan pantai peneluran. Sampai saat ini belum ada kepastian, apakah penyu betina akan kembali ke tempat kelahirannya untuk bertelur, namun demikian para pakar memiliki dugaan bahwa penyu mempunyai suatu kemampuan untuk mengetahui daerah kelahirannya dan kembali ke daerah tersebut untuk bertelur (Zamani, 1996).
Menurut Diamond (1976) dalam Hermawan (1992), musim penyu bertelur antar tempat sangat dipengaruhi oleh alam lingkungan setempat. Selanjutnya dikatakan ada korelasi yang jelas antara musim dengan banyaknya Penyu Sisik yang bertelur di Cousin Island, Seychelles. Banyaknya penyu yang bertelur mencapai puncaknya pada musim hujan dengan curah hujan lebih besar dari 400 mm per bulan. Dikatakan pula, hujan akan memadatkan pasir sehingga memungkinkan penyu untuk menggali sarang.
Proses Penyu mulai naik sampai kembali ke laut setelah meletakkan telur dalam sarang disajikan dalam Gambar.( DKP, 2003)
.

1.2    Tujuan dan Manfaat
Praktikum ini bertujuan yaitu dapat mengetahui kesehatan pada penyu dan cara manajemen kesehatan pada penyu.
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa bisa melakukan pemeriksaan, gejala-gejala penyakit ikan dan penanggulangan pada bakteri dan virus yang menyerang suatu usaha budidaya dan dapat menanggulangi masalah kesehatan penyu.
III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Analisi penyakit Ikan dilaksanakan pada tanggal 27 April  2014  sampai 29 April 2014 bertempat di Pusat Penangkaran Penyu Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kota Pariaman.
3.2 Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yaitu penyu, pena dan buku catatan
Jenis penyu dalam konservasi ini yakni penyu sisik (Eretmochelys Imbricata), dan Penyu hijau (Chleonia Mydas), dan penyu lengkang (Lepidocheyls Olivacea).

3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam  praktikum ini adalah metode pengamatan
langsung  di pantai Sumatera Barat.

3.4 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum yaitu sebagai berkikut:
            Mahasiswa melihat langsung wadah pemiliharaan penyu, kendala maupun penyakit yang ada pada penyu tersebut.



II.  TINJAUAN PUSTAKA

Di dunia ada 7 jenis penyu dan 6 diantaranya terdapat di Indonesia. Jenis penyu yang ada di Indonesia adalah Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu pipih (Natator depressus) dan Penyu tempayan (Caretta caretta). Penyu belimbing adalah penyu yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Sedangkan penyu terkecil adalah penyu lekang, dengan bobot sekitar 50 kilogram.
Semua jenis penyu laut di Indonesia telah dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomer 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Ini berarti segala bentuk perdagangan penyu baik dalam keadaan hidup, mati mauoun bagian tubuhnya itu dilarang. Menurut Undang Undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pelaku perdagangan (penjual dan pembeli) satwa dilindungi seperti penyu itu bisa dikenakan hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp 100 juta.. Pemanfaatan jenis satwa dilindungi hanya diperbolehkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan dan penyelamatan jenis satwa yang bersangkutan.
Berdasarkan ketentuan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna), semua jenis penyu laut telah dimasukan dalam appendix I yang artinya perdagangan internasional penyu untuk tujuan komersil juga dilarang. Badan Konservasi dunia IUCN memasukan penyu sisik ke dalam daftar spesies yang sangat terancam punah. Sedangkan penyu hijau , penyu lekang, dan penyu tempayan digolongkan sebagai terancam punah.
Ancaman terhadap penyu adalah perdagangan baik dalam bentuk daging, telur ataupun bagian tubuhnya. Penyu yang sering diperdagangkan dagingnya adalah jenis penyu hijau. Perdagangan daging penyu ini masih terjadi di Pulau Bali. Sedangkan jenis penyu yang sering diambil karapas sisiknya untuk dibuat cinderamata adalah penyu sisik. Pencemaran laut oleh minyak dan sampah plastik juga menjadi ancaman bagi kelestarian penyu.
Penyu adalah spesies yang telah hidup di muka bumi sejak jutaan tahun yang lalu dan mampu bertahan hingga kini. Penyu adalah satwa migran, seringkali bermigrasi dalam jarak ribuan kilometer antara daerah tempat makan dan tempat bertelur. Penyu menghabiskan waktunya di laut tapi induknya akan menuju ke daratan ketika waktunya bertelur. Induk penyu bertelur dalam siklus 2-4 tahun sekali, yang akan datang ke pantai 4-7 kali untuk meletakan ratusan butir telurnya di dalam pasir yang digali.
Setelah 45 - 60 hari masa inkubasi, tukik (sebutan untuk anak penyu) muncul dari dalam sarangnya dan langsung berlari ke laut untuk memulai kehidupan barunya. Beberapa ahli mengatakan dari 1000 tukik hanya akan ada 1 tukik yang mampu bertahan hidup hingga dewasa. Tingkat keberhasilan hidup penyu sampai usia dewasa sangat rendah, para ahli mengatakan bahwa hanya sekitar 1-2 % saja dari jumlah telur yang dihasilkan.
Penyu sisik (Eretmochelys imbricate) adalah jenis penyu yang memiliki karapas yang indah. Karapas penyu bernilai tinggi karena menjadi bahan dasar pembuatan perhiasan atau aksesoris. Oleh karena itulah, penyu ini banyak diburu. Tak mengherankan apabila Penyu Sisik terdaftar di IUCN Redlist sebagai hewan yang terancam punah. 



HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Penyu Sisik
Klasifiaksi Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) menurut Hirth (1971) dalam Nuitja (1992) adalah :
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Super Kelas : Tetrapoda
Kelas : Reptilia
Sub Kelas : Anapsida
Ordo : Testudinata
Sub Ordo : Cryptodina
Super Famili : Chelodiioidea
Famili : Cheloniidae
Sub Famili : Cheloniinae
Genus : Eretmochelys
Species : Eretmochelys imbricata ( Linnaeus )





Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu Sisik atau dikenal sebagai Hawksbill turtlekarena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut bekko dalam bahasa Jepang) banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu Sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon.
Penyu Sisik termasuk  Carnivore., mereka memakan Mereka juga memakan udang dan cumi-cumi. sponge dan anemone.

2.  penyu hijau


A.                       Klasifikasi
Kingdom       :Animalia
Phylum          : Chordata
Classis            : Reptilia
Ordo              : Testudinata
Family            : Cheloniidae
Genus            : Chelonia
Spesies           : Chelonia mydas

Chelonia mydas, atau yang biasanya dikenal dengan nama penyu hijau adalah penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Hewan ini adalah satu-satunya spesies dalam golongan Chelonia. Mereka hidup di semua laut tropis dansubtropis, terutama di Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Namanya didapat dari lemak bewarna hijau yang terletak di bawah cangkang mereka.
B.        Ciri – ciri
· Penyu hijau merupakan penyu terbesar setelah penyu belimbing
· Penyu terbesar yang pernah ditemui berukuran 1,5 m dengan berat 395 kg
· Terdapat 4 pasang lempengan pada karapasnya
· Jaringan lemak pada siripnya berwarna hijau
·  Bentuk karapas menyerupai bentuk hati
· makanan ,penyu hijau termasuk hewan herbivore, makanan utamanya lamun dan alga
· jumlah telur : ± 115 butir tiap kali bertelur
· status : TERANCAM PUNAH
Penyu hijau adalah salah satu jenis penyu laut yang umum dan jumlahnya lebih banyak di banding beberapa penyu lainnya. Penyu laut, umumnya bermigasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama.  Kita mungkin masih ingat salah satu adegan dalam film Nemo, saat induk jantan Nemo bertemu dengan gerombolan penyu hijau yang bermigrasi.  Tidak persis sama dengan pola migrasi penyu umumnya, namum jelas memberikan gambaran bahwa penyu laut bermigrasi sebagai rangkaian dari siklus hidupnya.  Pernah di laporkan migrasi penyu hijau yang mencapai jarak 3.000 km dalam 58 – 73 hari.  Beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa penyu yang menetas di perairan , di temukan di sekitar perairan dan Hawaii .
3.        Penyu Lekang
                  Penyu ini hamper mirip dengan penyu hijau akan tetapi penyu kepalanya lebih komperatif lebih besar dan dan bentuk kerapasnya lebih langsing dan panjang.tubuhnya berwarna kehijaun pudar, penyu ini merupakan penyu terkecil diantara jenis penyu yang ada diperkirakan ada 1000 sarang yang ditemukan saat ini.


 
DAFTAR PUSTAKA
http://biouland.wordpress.com/2012/03/20/penyu-hijau-green-sea-turtle-chelonia-mydas/
http://winniehertikawati.blogspot.com/2010/05/penyu-sisik-eretmochelys-imbricata.html
http://bahari7.blogspot.com/2013/07/penyu-sisik-eretmochelys-imbricata.html
Sustri.2010.Laporan analisis penyakit ikan. http://laporan-analisis-penyakit-ikan-sii.html (Diakses tanggal 30 Maret 2014)
Afrianto, E., E. Liviawaty, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius, Jakarta
Manoppo, H. 1995. Parasit dan Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan, Unsrat-Manado.
Alex.2013. Laporan pewarnaan bakteri pewarnaan gram.  http://alexschemistry. blogspot.com/2013/10/laporan-pewarnaan-bakteri-pewarnaan-gram.html (Diakses tanggal 30 Maret 2014)
Anita.2013. Morfologi Koloni Bakteri http://anitamuina.wordpress.com/ 2013/02/13/ morfologi-koloni-bakteri/ (Diakses tanggal 30 Maret 2014)
Fika.2014. Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar.http://fikapuspita .blogspot.com/2014/01/laporan-praktikum-mikrobiologi-dasar.html



 Laporan Pratikum Manajemen Kesehatan Ikan (MKI) Penyu di Penakaran Penyu Pariaman








 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons